Perbandingan Model TCP/IP dan Model OSI
Model OSI dan model referensi TCP/IP
memiliki banyak kesamaan. Keduanya didasarkan pada konsep stack protokol
independen. Selain itu, fungsi dari layer-layer yang terdapat di dalamnya juga
hampir sama. Misalnya, dalam kedua model tersebut terdapat Transport Layer yang
berfungsi untuk memberikan layanan transport network-independent end-to-end
untuk memproses komunikasi data. Sehingga layer ini membentuk transport
provider.
Pada model TCP/IP, protokol-protokol yang ada tidak dedesain
secara kaku seperti layer-layer pada model OSI. Pada TCP/IP terdapat 4 layer
fungsional yang merupakan turunan dari area operasi protokol pada layer-layer
tersebut, yaitu area software application, koneksi transport end-to-end,
internetworking, dan direct links menuju node lain pada local network.
Walaupun secara konsep berbeda dari model OSI, layer-layer
ini dapat dibandingkan dengan skema layering berikut:
Internet Application Layer
: OSI
Application Layer, Presentation Layer, sebagian Session Layer
Transport Layer
: sebagian Session Layer, Transport Layer
Internet (Internetworking Layer) : sebagian Network Layer
Link
Layer
: Data Link layer, Physical Layer, sebagian Network Layer
Pembandingan ini berdasarkan pada 7-layer protocol model
yang didefinisikan pada ISO 7498.
Meskipun memiliki kemiripan yang fundamental, kedua model
tersebut juga memiliki banyak perbedaan. Pada bagian ini kita akan fokus pada
perbedaan utama antara dua model referensi tersebut.
Konsep utama pada model OSI adalah:
- Services (layanan)
- Interfaces (antarmuka)
- Protocols (protokol)
Kontribusi terbesar dari model OSI adalah untuk membuat
perbedaan eksplisit antara ketiga konsep tersebut. Setiap layer melakukan
beberapa layanan untuk layer di atasnya. Konsep dari layanan adalah menyebutkan
apa yang dilakukan oleh layer, bukan bagaimana entitas di atasnya mengakses
layer tersebut atau bagaimana layer bekerja. Hal ini mendefinisikan semantik
dari layer tersebut.
Antarmuka layer mengatakan kepada proses di atasnya
bagaimana cara untuk mengaksesnya. Ini menentukan apa saja parameternya dan apa
saja hasil yang diharapkan.
Dan yang terakhir, peer protokol yang digunakan pada sebuah
layer adalah bagian layer itu sendiri. Layer dapat menggunakan semua protokol
yang diperlukannya, asalkan tugas yang dibebankan padanya selesai. Walaupun
layer ini berubah, namun software pada layer diatasnya tidak akan terpengaruh.
Ide-ide ini sangat baik dan sesuai dengan ide-ide modern
tentang pemrograman berorientasi objek. Sebuah objek, seperti layer, memiliki
seperangkat metode (operasi) bahwa proses luar objek bisa memanggil objek
tersebut. Semantik dari metode ini mendefinisikan set layanan yang ditawarkan
objek. Parameter metode dan hasil bentuk antarmuka objek. Kode internal untuk
objek adalah protokolnya, dan tidak terlihat dari berbagai kepentingan di luar
objek tersebut.
Model TCP/IP tidak jelas membedakan antara layanan,
antarmuka, dan protokol. Sebagai contoh, layanan nyata yang ditawarkan oleh
Internet Layer hanya SEND IP PACKET dan RECEIVE IP PACKET.
Sebagai konsekuensinya, protokol dalam model OSI lebih
tersembunyi secara baik daripada di model TCP/IP dan relatif lebih mudah
diganti ketika perubahan teknologi terjadi. Mampu membuat perubahan tersebut
merupakan salah satu tujuan utama dari protokol berlapis di tempat pertama.
Model referensi OSI telah dibuat sebelum protokol-protokol
yang ada sekarang diciptakan. Layer Data Link awalnya hanya berurusan dengan
jaringan point-to-point. Ketika jaringan broadcast muncul, sebuah sublayer baru
harus dimasukkan ke model. Ketika orang mulai membangun jaringan nyata dengan
menggunakan model OSI dan protokol yang sudah ada, ditemukan bahwa
jaringan-jaringan tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi layanan yang
diperlukan , sehingga sublayers yang konvergen harus dijejalkan ke model.
Dengan TCP/IP, hal yang sebaliknya terjadi: protokol
diutamakan, dan model hanya menjadi deskripsi protokol yang ada. Tidak ada
masalah ketika protokol harus disesuaikan dengan model. Keduanya sesuai dengan
sempurna. Satu-satunya masalah adalah bahwa model tersebut tidak cocok dengan
stack protokol lain.
Selain perbedaan filosofis yang spesifik, perbedaan jelas
antara kedua model adalah jumlah layer: model OSI memiliki tujuh layer dan TCP
/ IP memiliki empat layer. Keduanya memiliki (inter) network, transport, dan
application layer, tetapi layer lainnya berbeda.
Perbedaan lainnya adalah di pada area komunikasi
connectionless dengan connection-oriented. Model OSI mendukung komunikasi
connectionless dan connection-oriented pada network layer, tetapi pada
transport layer hanya mendukung komunikasi connection-oriented. model TCP/IP
hanya memiliki satu mode di network layer (connectionless) namun mendukung
kedua mode pada transport layer.
Model referensi TCP/IP
|
Model referensi OSI
|
Didefinisikan setelah penemuan internet
|
Didefinisikan sebelum penemuan internet
|
Antarmuka, layanan, dan protokol tidak dibedakan dengan
jelas
|
Antarmuka, layanan, dan protokol dibedakan dengan jelas
|
TCP/IP mendukung Internet
|
Internet tidak didukung
|
Layering bebas
|
Layering ketat
|
Standar protokol-dependen
|
Standar protokol independen
|
Lebih kredibel
|
Kurang kredibel
|
TCP mengantarkan paket, IP tidak mengantarkan paket
|
Semua paket dapat dikirim
|
Lebih sederhana, hanya ada 4 layer
|
Kompleks, dengan 7 layer
|
Sumber = http://alifiaspensayo.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar